Organisasi yang berfokus pada strategi (Strategy Focused Organization)

Lebih dari sistem manajemen stratejik, Kaplan & Norton (Strategy Focused Organization, 2001) menawarkan prinsip-prinsip yang digunakan BSC agar organisasi dapat berfokus dengan strategi yaitu:

  • Menerjemahkan strategi ke dalam istilah operasional, yaitu melalui strategy maps dan balanced scorecard. Strategy maps merupakan gambaran strategi perusahaan yang terdiri atas sasaran strategis untuk masing-masing perspektif, kemudian digambarkan hubungan sebab akibat di antara sasaran-sasaran tersebut. Template strategy maps dapat digambarkan sebagai berikut:
Strategy maps template Sumber: Kaplan & Norton (Building a Strategy Focused Organization, 2001, p. 15)
  • Menyelaraskan organisasi terhadap strategi, yaitu adanya keselarasan antara setiap unit bisnis dan unit pendukung dengan strategi perusahaan. Dengan adanya keselarasan dan harmonisasi, diharapkan terjadinya sinergi dalam perusahaan atau organisasi tersebut, sehingga sasaran stratejik perusahaan dapat dicapai secara bersama-sama. prinsipnya adalah menghilangkan batas-batas antar fungsi sehingga setiap pihak dapat bekerja sama demi kepentingan bersama pula. Pola penyelarasan antara unit bisnis dan unit pendukung dapat digambarkan sebagai berikut:
Langkah pembentukan balanced scorecard sebagai sistem manajemen stratejik Sumber: Kaplan & Norton (Building a Strategy Focused Organization, 2001, p. 16)
  • Membuat strategi menjadi bagian dari pekerjaan setiap karyawan, ini dilakukan karena karyawanlah yang dapat menjalankan strategi perusahaan. Hal ini dilakukan dengan melakukan komunikasi dan edukasi mengenai balanced scorecard ke setiap pihak di perusahaan atau organisasi. Setelah itu, dibuat sasaran individu dan tim yang dilandasi oleh scorecard perusahaan. Agar karyawan dapat lebih termotivasi menjalankan strateginya, maka insentif dan reward system harus dikaitkan dengan pengukuran kinerja dan sasaran individu maupun tim tersebut. Di sini harus diseimbangkan antara pencapaian individu, tim, maupun perusahaan, sehingga setiap individu tidak hanya memikirkan tentang pencapaian dirinya maupun timnya saja, melainkan juga kepentingan perusahaan secara keseluruhan.
  • Membuat strategi menjadi proses yang berkesinambungan. Strategi merupakan proses yang harus berkesinambungan dalam organisasi. Hal ini terkait dengan proses perencanaan, budget, serta feedback dan pembelajaran (learning). Prinsip ini berkaitan dengan proses implementasi strategi dan evaluasi pada manajemen stratejik. Budget yang dulunya merupakan pusat dari manajemen dan pengukuran kinerja ternyata hanya mampu mengatur proses operasi perusahaan pada jangka pendek. Sementara proses mengelola strategi (managing strategy) sulit dilakukan secara efektif dengan menggunakan budget. Sementara strategi perlu dikelola karena berkaitan dengan masa depan perusahaan. Untuk itu, BSC dapat menjebatani antara budget sebagai bagian dari pengaturan operasi, dengan pengaturan strategi yang digambarkan pada skema sebagai berikut:

  • Memobilisasi perubahan melalui kepemimpinan eksekutif (executive leadership).

Prinsip-prinsip tersebut di atas sangat sesuai dengan empat proses manajemen pada BSC sebagai sistem manajemen stratejik. Di sini hal yang sangat menentukan dan mendasar dalam proses implementasinya adalah adanya kepemimpinan yang kuat yang dapat mendukung proses implementasi BSC sebagai sistem manajemen stratejik. Karena, implementasi BSC sesungguhnya merupakan proyek perubahan dalam perusahaan. Dalam prosesnya, tidak hanya terjadi perubahan sistem manajemen saja, melainkan juga budaya perusahaan. Dalam prinsip keempat, yaitu strategi sebagai proses yang berkesinambungan, merupakan prinsip yang dapat mengubah proses manajemen dalam suatu organisasi. Di sini juga terjadi perubahan budaya. Kotter di dalam Kaplan & Norton (2001) menyatakan bahwa sebuah perubahan atau transformasi yang sukses ditentukan oleh 70% – 90% kepemimpinan yang kuat, dan hanya 10% – 30% manajemen. Oleh karena itu, dibutuhkan kepemimpinan yang kuat, karena dalam proses perubahan, inilah yang justru lebih berpengaruh dibandingkan manajemen itu sendiri.

Di sini terlihat bahwa selain sebagai sistem manajemen stratejik, ternyata balanced scorecard juga menawarkan sebuah framework dalam membentuk suatu organisasi yang berfokus pada strategi. Tujuan utamanya adalah agar strategi yang diformulasikan oleh eksekutif dapat dijalankan oleh setiap pihak yang berada pada organisasi, sehingga tujuan perusahaan atau organisasi dapat tercapai.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Blog di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: