Hindari Delakan dalam dirimu!

Kejadian kapal selam OceanGate yang menelan korban milyarder membuat saya mengenal satu kata baru: delakan. Saya tidak akan membahas tentang musibah “termahal” karena korban adalah termasuk jajaran orang kaya di dunia. Tapi saya tertarik untuk membahas bagaimana kecelakaan ini terjadi dengan istilah delakan.

Kalau kita mendengar kata ledakan, kita semua tahu maknanya. Banyak berita juga menuliskan musibah ini terjadi karena kapal selam tersbut mengalami ledakan. Tapi ada satu video yang menjelaskan bahwa kejadian tersebut bukanlah ledakan, tapi delakan.

Dalam ledakan (atas), gaya memancar dari sumber, sedangkan dalam delakan (bawah), objek runtuh dengan sendirinya (umumnya dihancurkan oleh gaya luar).

Kalau menurut wikipedia, Delakan[1][2][3]ledukan, atau implosi adalah proses suatu objek dihancurkan dengan runtuhan (atau impitan) ke dalam objek itu sendiri. Berkebalikan dengan ledakan (yang memuaikan volume), delakan menyusutkan volume yang ditempati dan memusatkan materi dan energi. Delakan yang sebenarnya biasanya melibatkan perbedaan yang begitu besar antara tekanan dalam (yang lebih rendah) dan tekanan luar (yang lebih tinggi) atau gaya dalam dan gaya luar sehingga struktur objek tersebut runtuh ke dalam objek itu sendiri atau ke dalam ruang yang ditempati objek itu jika objek tersebut tidak benar-benar padat.[butuh rujukan] Contoh-contoh delakan termasuk kapal selam yang dihancurkan dari luar oleh tekanan hidrostatis air di sekitarnya[4] dan runtuhnya bintang masif yang disebabkan tekanan gravitasinya sendiri.

Ternyata kehancuran tidak hanya terjadi dari dalam ke arah, tapi juga dari luar ke dalam. Kita lebih sering membahas kerusakan akibat ledakan, karena ini umum terjadi, tapi sadarkah kamu bahwa kerusakan akibat delakan juga sering terjadi, tapi tidak disadari?

Secara psikologis, ledakan dan delakan juga terjadi, dan ini sama-sama merusak. Kerusakan akibat ledakan bisa terlihat ketika terjadi road rage di jalanan, seperti tulisan saya bebelumnya. Kerusakan tidak hanya terjadi pada diri pelaku, tapi juga merusak lingkungan sekitarnya. Amarah yang memuncak dan tidak terkendali bisa merusak diri sendiri, juga merusak orang di sekitar kita. Orang sakit hati, sehingga orang tidak mau bekerja sama lagi dengan kita. Itu kalau amarahnya tidak terkendali ya.

Sementara kerusakan akibat delakan ini justru lebih banyak terjadi. Ketika tekanan hidup dari luar tidak tertahankan dan di-channeling, kita bisa merusak diri sendiri lho. Stress dan amarah yang tidak disalurkan, bisa merusak diri dalam bentuk psikosomatis (secara fisik) dan juga bisa secara mental. Trauma yang terbawa terus, yang mengakibatkan penyesalan atau kekhawatiran sehingga kita menjadi orang yang tidak efektif secara mental adalah bentuk kerusakan akibat delakan. APalagi anak sekarang yang ribut masalah mental health, itu menurut saya adalah bagian dari kerusakan akibat delakan.

Bagaimana caranya mencegah kerusakan akibat delakan? Caranya adalah memperkuat diri agar tekanan dari luar tidak menekan dan merusak diri kita sendiri. Ingat, memperkuat diri, bukan memperkeras. Secara ilmu material, keras dan kuat itu beda. Material yang kuat, bisa menahan tekanan secara efektif, sehingga tidak gagal, patah atau terdeformasi (berubah bentuk). Kadang, material yang kuat justru lentur dan bisa berubah bentuk sementara, tapi ketika tekanan itu hilang, material itu kembali ke bentuk semula, dengan kekuatan yang lebih tinggi lagi. Silahkan belajar ilmu material teknik, khususnya baja yang bisa kuat justru dengan tekanan yang secukupnya.

Sementara jika material itu keras, biasanya justru getas dan mudah patah. Kalau secara mental kita jadi orang yang keras, biasanya malah getas atau mudah hancur. Mudah di hancurkan akibat amarahnya sendiri. Sementara kalau orang yang kuat secara mental, biasanya jika mendapat tekanan, bukan muncul amarah yang tidak terkendali, tapi bisa mengendalikan emosinya sehingga responsenya menjadi efektif.

Lalu bagaimana caranya menjadi orang yang kuat secara mental? Caranya latihan sabar ketika mendapatkan tekanan, terima saja bahwa itu adalah bagian dari ujian kehidupan. Seperti halnya logam yang bisa lebih kuat dengan tekanan (stress) tertentu, jiwa kita juga akan lebih kuat dengan stress dengan takaran tertentu. Untuk itu, latihan menghadapi stress adalah jalan menuju kekuatan. Ini salah satu insight ilmu psikologi industri waktu kuliah lebih dua puluh tahun yang lalu, yang kebetulan berbarengan dengan kuliah material teknik.

Ketika menghadapi stress, pasti ada perasaan tidak nyaman. Kuncinya, terima saja perasaan yang tidak nyaman itu sebagai bagian dari diri kita. Jangan pernah men-deny persahaan. Jangan pernah bilang: “Aku nggak sedih kok”, sambil berurai air mata. Atau bilang: “aku nggak marah”, dengan nada tinggi dan muka judes. Intinya, terima saja dan akui perasaan yang terjadi di dalam diri kita. Udah itu aja! Ikhlas menerima apa yang terjadi pada diri kita, dengan terus berupaya mengubah apa yang bisa kita ubah. Take a deep breath.

Untuk jadi kuat, kita juga harus mengurangi overthinking. Tahukah kamu apa hal yang paling menyedihkan bagi manusia? Ada dua hal: Penyesalan di masa lalu, dan kekhawatiran terhadap masa depan. Keduanya nggak ada gunanya! Keduanya hanya memberikan tekanan yang tidak perlu bagi diri kita sendiri. Ini juga sumber tekanan yang bisa menimbulkan delakan di dalam diri. Untuk itu, alihkan overthinking dengan hal yang lebih produktif. Alih-alih menyesal, lebih baik ambil pelajaran supaya kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Alih-alih khawatir, lebih baik berfikir antisipasi dan mitigasi agar kekhawatiran kita berkurang.

Dan yang terpenting, minta sama Tuhan untuk memiliki mental yang kuat dalam menghadapi cobaan. Kembali lagi, memang hidup ini esensinya adalah ujian. Dan Tuhan tidak akan memberikan ujian melebihi kekuatan hamba-Nya

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya

QS 2: 286

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑