Cerita ini didapat dari buku “the science & miracles of zona ikhlas” karangan Erbe Sentanu dengan tuturan gaya saya sendiri.
Alkisah ada seorang tukang burung yang sedang duduk santai di bawah pohon. Dia duduk santai dengan lutut terlipat didekap dengan kedua tangannya. Dengan mata setengah terpejam, dia mengayun2kan badannya dari kiri ke kanan, sesekali ke depan dan belakang.
Ternyata pedagang burung tersebut sudah berjualan burung selama 15 tahun. Dengan berjualan burung, dia mampu menghidupi keluarganya secara cukup. Anak2nya masih bisa bersekolah dan istrinya di rumah mengurus mereka.
Dengan membandingkan dengan kehidupan banyak pasangan suami istri eksekutif yang harus bekerja demi memenuhi kebutuhan ekonominya, penjual burung ini adalah sebuah paradox. Berani single income dengan hanya berjualan burung.
Ternyata rahasianya sangat sederhana namun dahsyat. Menurutnya, hal itu hanya bisa terjadi kalau kita percaya bahwa Tuhan pasti mengurus semua hamba-Nya. Tugas kita hanyalah mengurusi urusan kita sebaik2nya, dalam hal ini adalah burung2 dagangannya. Kedua, secara naluri dia tahu kalau hatinya tenang , entah dari mana pembeli pasti datang.
Dan lebih hebatnya lagi, ternyata tukan burung itu memiliki metode untuk menjaga agar hatinya selalu tenang. Caranya adalah dengan duduk santai mengayun2kan badan di bawah pohon sambil mengingat semua kenangan bahagia dalam hidupnya, dan membayangkan bahwa kemudahan hidup yg selama ini diperolehnya akan berlangsung terus ke masa depan.
Ini adalah the law of attraction yang ternyata sudah dijalankan oleh seorang pedagang burung yang sederhana itu.
Lalu bagaimanakah dengan kita yang relatif memiliki pekerjaan yang relatif lebih baik?
Posted with WordPress for BlackBerry.
Tinggalkan Balasan